Minggu, 08 Maret 2015

Kompetisi Militer antara NATO vs RUSIA di Tengah Krisis Ukraina

Irib - Kementerian Pertahanan Rusia baru-baru ini mengumumkan diselenggarakannya manuver akbar anti-udara di wilayah-wilayah selatan negara itu. Latihan militer yang telah dimulai pada Kamis, 5 Maret, itu akan digelar hingga 10 April dan melibatkan lebih dari 2.000 tentara dan 500 jenis senjata militer.


Manuver tersebut diselenggarakan di 12 lokasi pelatihan di wilayah-wilayah Rusia selatan, Kaukasus utara dan kawasan sekitar Laut Hitam. Luas daerah latihan militer itu juga mencakup berbagai pangkalan militer Rusia di Armenia, Abkhazia  dan Ossetia Selatan serta Semenanjung Krimea. Tahun lalu, Krimea bergabung dengan Federasi Rusia, dan hal ini telah menyulut peningkatan ketegangan hubungan antara Moskow dan negara-negara Barat.

Rusia menggelar manuver akbar tersebut di tengah-tengah ketegangan hubungannya dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat atas krisis Ukraina. Anatoly Antonov, Wakil Menteri Pertahanan Rusia dalam jumpa pers baru-baru ini memperingatkan aktivitas pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di sekitar Rusia.

Manuver militer Rusia diselenggarakan bersamaan dengan persiapan pasukan NATO untuk menggelar latihan militer di Laut Hitam. Pada Rabu, enam kapal penjelajah NATO tiba di Laut Hitam yang terletak di Rusia selatan. Enam kapal perang tersebut dikirim ke Laut Hitam untuk bergabung dengan manuver gabungan Bulgaria, Rumania dan Turki dalam kerangka pasukan NATO di kawasan ini.

Seorang juru bicara NATO mengklaim bahwa manuver tersebut dilakukan berdasarkan agenda yang biasa dilakukan dan memberikan pesan perdamaian kepada sekutu NATO di kawasan. Para pejabat aliansi militer Barat itu menegaskan bahwa berbagai metode pertahanan dalam menghadapi serangan udara dan laut akan dipraktekkan dalam latihan tersebut.

Sementara itu, sebuah sumber militer-diplomatik menegaskan, menjelang penyelenggaraan manuver militer di Laut Hitam, enam kapal tempur NATO itu akan berkumpul di pelabuhan Varna Bulgaria.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, NATO mengumumkan bahwa enam kapal perang dari negara-negara AS, Kanada, Jerman, Italia, Turki dan Rumania telah sampai di Laut Hitam untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan.

Alexander Lukashevich, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia segera merespon kehadiran kapal-kapal perang AS di Laut Hitam yang berbatasan dengan Ukraina. Ia menegaskan, kehadiran kapal-kapal perang NATO di kawasan ini dapat menimbulkan konsekuensi serius dalam proses penyelesaikan krisis Ukraina.

Perkembangan tersebut terjadi ketika Anatoly Antonov, Wakil Menhan Rusia pada Kamis menegaskan bahwa Moskow mengundang semua negara anggota NATO untuk berpartisipasi dalam Konferensi Keamanan Rusia yang rencananya digelar pada bulan April.

Menurutnya, sebagian negara anggota NATO telah menerima undangan ini. Namun hingga sekarang belum ada undangan kepada Ukraina untuk berpartisipasi dalam konferensi keamanan tersebut.

Krisis Ukraina telah menyebabkan hubungan Rusia dan Barat memburuk dan sampai pada level terendah pasca Perang Dingin. Sementara itu, NATO dengan dalih intervensi Rusia atas krisis di Ukraina timur memperluas kehadiran pasukannya di negara-negara Eropa Timur.

Kondisi semakin memburuk setelah Uni Eropa dan AS memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Rusia atas dasar tuduhan bahwa Moskow telah mengirim pasukan dan senjata kepada oposisi di Ukraina timur.

Sementara Rusia sendiri telah berulangkali membantah tudingan-tudingan tersebut, dan sebagai respon dari sanksi, negara ini juga menghentikan impor bahan-bahan pangan dari Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar