VIVA - Arab Saudi mengerahkan 100 pesawat tempur dan 150.000 tentaranya, sebagai bagian dari operasi militer yang dilakukan terhadap kelompok milisi Houthi di Yaman, Rabu malam, 25 Maret 2015.
Dikutip dari Al-Arabiya, Kamis, 26 Maret, Arab Saudi membentuk koalisi dengan 10 negara lain, untuk melakukan serangkaian serangan udara yang masih berlanjut pada Kamis.
Yordania, Sudan, Maroko dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah beberapa negara yang terlibat, dalam serangan udara menyasar milisi Houthi yang terus bergerak mendekati kota Aden.
Operasi militer digelar segera setelah negara-negara Teluk, kecuali Oman, mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk menghentikan Houthi di Yaman, mengikuti permintaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Beberapa pengamat telah memperingatkan, keterlibatan Saudi dan negara-negara Arab lainnya, dapat memperburuk konflik yang terjadi di Yaman, memicu perang sektarian antara komunitas Syiah dan Sunni.
Tom O`Sullivan, pendiri konsultan energi Mathyos Jepang, mengatakan serangan Saudi akan menambah ketidakstabilan di Timur Tengah. Perang sipil di Yaman dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal Al-Qaeda dan ISIS, untuk memperkuat posisinya.
Kekhawatiran itu berkaca pada konflik di Suriah, dengan munculnya ISIS sebagai ancaman baru yang berdampak luas, berawal dari pemberontakan yang didukung Barat untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar