Jumat, 01 Mei 2015

Gempa Politik di Saudi, Putera Mahkota dan Menlu Saudi Dicopot

Berita Militer Internasional-Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi mengeluarkan dekrit pencopotan Putera Mahkota Muqrin bin Abdulaziz al-Saud dan Menteri Luar Negeri Saud bin Faisal bin Abdulaziz al-Saud dari jabatan penting masing-masing.

Sesuai dekrit tersebut Mohammad bin Nayef bin Abdulaziz al-Saud diangkat sebagai putera mahkota baru menggantikan Muqrin, sementara Adel bin Ahmed al-Jubeir ditunjuk sebagai menteri luar negeri baru menggantikan Saud bin Faisal yang sudah 40 tahun menduduki jabatan ini.


Dalam dekrit Raja Saudi itu dinyatakan bahwa Muqrin bin Abdulaziz sendiri yang mengajukan permohonan untuk mundur dari kedudukanya.

“Kami telah memutuskan untuk menanggapi yang mulia ini dan apa yang telah dia nyatakan mengenai keinginannya untuk dibebaskan dari kedudukan sebagai putra mahkota,” bunyi dekrit itu, sebagaimana dirilis kantor berita resmi Saudi, SPA.

Dalam dekrit yang dirilis Rabu (29/4) itu juga dinyatakan bahwa Muqrin, 69 tahun, juga dihentikan dari posisinya sebagai wakil perdana menteri, sementara Muhammad bin Nayef akan bertugas sebagai deputi perdana menteri sambil tetap melanjutkan jabatannya sebagai menteri dalam negeri dan ketua dewan politik dan keamanan.

Putera Raja Salman, Pangeran Mohammad bin Salman, yang masih berusia sekitar 30 tahun, ditunjuk sebagai wakil putera mahkota.

Salman bin Abdulaziz dinobatkan sebagai raja Saudi sepeninggal Abdullah bin Abdulaziz al-Saud di usia 90 tahun pada Januari lalu. Suksesi ini disusul dengan pengangkatan Pangeran Muqrin bin Abdulazis sebagai putera mahkota baru.

Salman juga menunjuk Menteri Dalam Negeri Pangeran Mohammad bin Nayef sebagai wakil putera mahkota sehingga pangeran yang berusia 55 tahun dan merupakan cucu pendiri kerajaan Saudi Arabia, Abdulaziz bin Saud, itu adalah orang pertama pada generasinya yang masuk ke wilayah tahta kerajaan. Selain itu, Salman juga mengangkat puteranya, Mohammad bin Salman sebagai menteri pertahanan.

Koran al-Akhbar terbitan Lebanon Selasa (28/4) menyebutkan bahwa Muqrin bin Abdulaziz berada di posisi marginal sejak Salman memegang tahta kerajaan. Dia tidak diberitahu ketika Saudi memulai serangan udara ke Yaman, dan sejak awal juga diketahui tidak berada di kubu yang pro-perang.

Menurut al-Akhbar, diamnya beberapa pangeran Saudi bukanlah pertanda bahwa mereka menyetujui perang, melainkan diam karena takut, sebab orang-orang yang tidak memberikan dukungan secara mutlak dan tanpa syarat kepada serangan saudi ke Yaman akan dinilai sebagai pengkhianat dan terancam dicopot dari kedudukan masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar