Berita Militer Internasional-Turki dikabarkan segera mengirim pasukan darat ke Suriah untuk melakukan intervensi di negara yang tengah dilanda konflik berkepanjangan itu.
Mengutip keterangan Gürsel Tekin, Deputi Ketua partai oposisi utama Partai Republik Rakyat (CHP), pasukan darat Turki telah siap untuk dikirim ke Suriah dalam 2 hari. Demikian media oposisi Turki Today’s Zaman seperti dilansir Press TV, Kamis (7/5).
Ia menambahkan bahwa pasukan itu akan dikirimkan ke wilayah utara Suriah pada Kamis atau Jumat malam (8/5). Menurut Tekin, informasi itu diperolehnya dari ‘sumber terpercaya’.
Pejabat tersebut menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden Erdogan tengah mengalami kemerosotan popularitas dan berusaha menghentikan kemerosotan itu dengan melakukan ‘petualangan di Suriah’.
Tekin juga menambahkan, tujuan lain ‘petualangan’ itu adalah membawa Turki ke kekacauan sehingga pemerintah memiliki alasan untuk memperkuat cengkraman kekuasaan dengan tangan besi.
Pada bulan April lalu media AS Huffington Post melaporkan bahwa Turki dan Saudi Arabia terlibat dalam pembicaraan intensif untuk membentuk aliansi militer untuk melakukan intervensi ke Suriah untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Dalam rencana itu, Saudi akan melakukan serangan-serangan udara sedangkan Turki mengirimkan pasukan daratnya ke Suriah.
Perundingan tersebut, menurut laporan tersebut, dijembatani oleh Qatar, dengan sepengetahuan AS.
Sementara itu pada 2 Mei lalu media Turki Yeni Şafak mengutip keterangan Menlu Mevlüt Çavuşoğlu yang mengatakan bahwa pemerintah Turki akan mulai menjalankan program pelatihan kepada ‘pemberontak moderat’ Suriah pada tanggal 9 Mei.
Melalui program itu sebanyak 2.000 militan pemberontak Suriah akan mendapatkan latihan militer hingga akhir tahun ini. Pasukan itu, klaim Cavusoglu, akan memerangi pasukan pemerintah Suriah dan juga kelompok ISIL.
Pernyataan tersebut menyusul kesepakatan antara Ankara dan Washington tanggal 19 Februari untuk melatih 15.000 pemberontak Suriah selama 3 tahun. Sekitar 120 instruktur militer AS dikabarkan telah berada di Turki untuk menjalankan program itu.
Turki bersama Saudi dan Qatar adalah tiga negara yang secara terbuka mengakui siap menjadikan wilayahnya sebagai tempat pelatihan bagi para pemberontak Suriah.
Namun, selain mendukung pemberontak-pemberontak moderat, Turki juga disorot masyarakat internasional sebagai pendukung diam-diam kelompok teroris takfiri ISIS dan Jabat Nusra yang terafiliasi dengan Al Qaida.
Tahun lalu, sebuah rekaman video yang bocor ke publik mengungkap rencana Turki untuk menginvasi Suriah dengan alasan melindungi makam pendiri kerajaan Ottoman Turki yang berada di wilayah Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar