Berita Militer Internasional-Pemerintah Iran dikabarkan tidak takut dengan ancaman perang, atau apa pun dari Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan pejabat militer Iran, Brigadir Jenderal Hossein Salami.
“Jika kami terus-menerus diancam, kami siap perang dengan AS. Karena kami percaya bahwa itu akan menjadi skenario untuk kesuksesan kami dalam menampilkan potensi nyata kekuatan Iran,” ujar Jenderal Hossein Salami saat diwawancarai televisi Pemerintah Iran, seperti dikutip Newsmax, Jumat (8/5/2015).
Pria yang juga menjabat sebagai Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran itu menyampaikan pernyataan kontroversialnya setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry, dan Menlu Iran Javad Zarif berlangsung pekan lalu.
Ketika itu, Menlu Kerry dan Zarif bertemu di New York untuk kembali membahas program nuklir yang masih belum tuntas. Salami menambahkan, jika kesepakatan program nuklir antara Iran dengan negara anggota P5+1 tak kunjung tercapai, seluruh warga Iran harus bersatu untuk bersiap menghadapi ancaman AS.
Negara anggota P5+1 adalah AS, Jerman, Rusia, Prancis, Inggris, dan China. Berdasarkan kesepakatan sementara yang tercapai, Iran sepakat untuk memangkas operasi pengayaan uranium. Sebagai gantinya, negara-negara Barat harus menghapus sanksi ke Iran.
Proses negosiasi kesepakatan akhir akan dilanjutkan di Kota Wina, Austria. Kesepakatan akhir program nuklir diprediksi akan tercapai pada akhir Juni 2015.
“Jika kami terus-menerus diancam, kami siap perang dengan AS. Karena kami percaya bahwa itu akan menjadi skenario untuk kesuksesan kami dalam menampilkan potensi nyata kekuatan Iran,” ujar Jenderal Hossein Salami saat diwawancarai televisi Pemerintah Iran, seperti dikutip Newsmax, Jumat (8/5/2015).
Pria yang juga menjabat sebagai Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran itu menyampaikan pernyataan kontroversialnya setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry, dan Menlu Iran Javad Zarif berlangsung pekan lalu.
Ketika itu, Menlu Kerry dan Zarif bertemu di New York untuk kembali membahas program nuklir yang masih belum tuntas. Salami menambahkan, jika kesepakatan program nuklir antara Iran dengan negara anggota P5+1 tak kunjung tercapai, seluruh warga Iran harus bersatu untuk bersiap menghadapi ancaman AS.
Negara anggota P5+1 adalah AS, Jerman, Rusia, Prancis, Inggris, dan China. Berdasarkan kesepakatan sementara yang tercapai, Iran sepakat untuk memangkas operasi pengayaan uranium. Sebagai gantinya, negara-negara Barat harus menghapus sanksi ke Iran.
Proses negosiasi kesepakatan akhir akan dilanjutkan di Kota Wina, Austria. Kesepakatan akhir program nuklir diprediksi akan tercapai pada akhir Juni 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar