Sabtu, 09 Mei 2015

Hassan Narallah: Ideologi Takfiri dari Saudi Arabia

Berita Militer Internasional-Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengutuk keras serangan Arab Saudi di Yaman dan menyebut, kerajaan itu merupakan sumber ideologi Takfiri di dunia.

"Intimidasi atau ancaman tidak akan mencegah kita untuk terus menerus menyatakan kecaman agresi (Saudi) terhadap Yaman," kata Nasrallah dalam khutbah dihadapan ribuan warga dengan judul Solidaritas dengan Warga Yaman, Jumat, 17/04/15.


"Tujuan nyata perang adalah memulihkan hegemoni Saudi-Amerika atas Yaman," tegas Nasrallah.

"Para pejabat Arab Saudi mengatakan tujuan perang adalah untuk mempertahankan identitas Arab Yaman, tetapi apakah warga Arab yang berwenang berhak mengobarkan perang di Yaman? Ini adalah perang melawan orang-orang Arab!," tandas Nasrallah.

"Warga Yaman tidak perlu membuktikan identitas Arab atau Islamnya, dan mereka yang menyerang Yaman saat ini sedang berusaha memverifikasi identitas Arab mereka sendiri," kata Nasrallah.

"Tidak ada yang menerima label peristiwa di Yaman sebagai perang Syiah-Sunni, selain mereka yang dikendalikan oleh uang."

Dalam mengomentari operasi yang bertujuan untuk melindungi tempat-tempat suci Islam di Arab Saudi, Nasrallah menegaskab,"Siapa yang mengancam dua Masjid Suci? Ansarullah (Houthi)? rakyat Yaman? Saya dapat mengkonfirmasikan kepada Anda, bahwa memang terdapat ancaman terhadap dua Masjid Suci, namun berasal dari Daesh (ISIS), yang telah menyatakan khalifah di Mosul dan mengumumkan bahwa mereka akan menghancurkan Kabah suci.

"Masjid Nabi menghadapi ancaman, namun ancaman itu datang dari dalam Arab Saudi, ideologi dan budaya Wahhabi," tegas Nasrallah memperjelas otoritas politik dan agama kerajaan konservatif itu.

Nasrallah juga mengkritik Raja Abdul Aziz al-Saud, pendiri kerajaan,"Setelah raja menguasai Hijaz, pengikut Wahhabi- terinspirasi oleh budaya mereka - menghancurkan semua artefak bersejarah peninggalan Nabi (SAW) pada bulan April 1926.

"Mereka mengatakan bahwa tujuan agresi ini adalah untuk mencegah datangnya tentara ke seluruh provinsi, dan itu juga telah gagal, dan provinsi kini berada di tangan tentara Yaman dan al-Qaeda terpukul mundur.

Mereka mengatakan, tujuannya adalah untuk mematahkan kehendak rakyat Yaman dan mereka yang terkena dampak kondisi, tetapi rakyat Yaman menunjukkan ketabahan yang besar.

"Ingat Perang Juli, dengan mengamati kemiripan Kampanye media yang sengit dilancarkan, tapi kami menang. Dan ini adalah perang yang sama, pemikiran yang sama dan manajemen yang sama dan hasilnya pun akan sama.."

"Mereka (Saudi) mengatakan bahwa mereka sedang membela negara Yaman. Namun, mereka melakukan hal ini melalui pemboman administrasi negara, bandara, pelabuhan dan pangkalan militer. Apakah ini Anda sebut sebagai bentuk untuk mempertahankan negara? Tanya Nasrallah.

"Apakah masih ada yang percaya bahwa tujuan perang ini adalah untuk mengembalikan Abdrabbo Mansour Hadi menjadi presiden?" Tanyanya.

Sayyid Nasrallah memuji rakyat Yaman dan kepemimpinan revolusioner Ansarallah, "Pemimpin Besar Sayyid Abdul Malik al-Houthi, kini memiliki kesempatan untuk menyerang dan menyusup ke Arab Saudi. Namun, ia tidak melakukannua, karena ia melakukan apa yang disebut sebagai kesabaran strategis. "

"Setelah 28 hari serangan udara dan pemboman angkatan laut, serangan udara dan semua bentuk intelijen dan dukungan logistik ditawarkan oleh Amerika, namun gagal mengembalikan Abedrabbo Mansour Hadi ke Yaman, dan ia masih berada di Riyadh.

"Karena agresi ini, Hadi justru kehilangan kesempatan untuk kembali ke kursi kepresidenan. Setiap penyelesaian politik tidak bisa mengembalikannya ke kursi presiden," tegasnya.

"Protes populer tetap berlangsung meskipun terjadi pemboman udara, dan sampai saat ini warga Yaman belum menunjukkan tanda-tanda kekalahan," kata Nasrallah.

Adapun reaksi internasional terhadap upaya serangan Saudi, Nasrallah mengatakan "mayoritas suara di dunia menuntut diakhirinya perang dan menyerukan solusi politik.

"Mereka yang memimpin perang ini harus menunjukkan kerendahan hati dan mencari jalan keluar," katanya.

"Sebuah serangan darat akan sia-sia, dan kekalahan mereka sudah jelas. Rakyat Yaman hanya tergantung pada ketahanan mereka sendiri, dan itu yang akan mengalahkan agresi. Mereka juga mempersiapkan diri untuk solusi politik, tapi perang harus dihentikan terlebih dulu, "tambahnya.

"Semua apa yang kita inginkan untuk Arab Saudi adalah keamanan, stabilitas kemakmuran rakyatnya."

Mengomentari penolakan parlemen Pakistan atas keterlibatan Islamabad dalam operasi yang dipimpin Saudi, Nasrallah berterima kasih kepada Pakistan atas penolakan tersebut.

"Saya menyerukan Pakistan dan kepemimpinan Mesir tidak menjadi mitra dalam perang, sama seperti mereka bersama dengan India mencegah pembongkaran makam Nabi pada tahun 1920," tambahnya.

Dia juga mencatat bahwa Iran merupakan kunci pendukung dan percaya jalur dialog dengan negara-negara Islam dan dengan Arab Saudi.

"Tapi yang terakhir keras kepala karena gagal di semua negara- di Irak, Suriah dan Libanon- dan karena itu mereka (Saudi) mencari kesuksesan sebelum pergi ke meja perundingan," tambah Nasrallah.

"Dari mana ideologi kelompok yang menghancurkan masyarakat dan negara itu berasal? ... Dari budaya dan fatwa mana? Siapa yang menyebarkan ideologi ini di seluruh dunia? Siapa yang membangun sekolah-sekolah di seluruh dunia untuk mengajar pemuda Muslim untuk merusak dengan ideologi Takfiri ini? Sangat jelas itu adalah Arab Saudi," tandas Nasrallah.

Nasrallah juga menyebut bahwa Riyadh telah menggunakan pendapatan dari ziarah Haji Muslimin untuk membiayai kelompok-kelompok ekstremis.

"Demi setiap negara Muslim, dunia Islam harus memberitahu Arab Saudi, sudah cukup waktunya," tambahnya.

Beralih ke situasi di Libanon mengingat krisis Yaman, Nasrallah menyerukan elit politik tidak terlibat dalam sengketa besar atas masalah ini.

"Di sini, di Libanon kita ingin hidup bersama dan kami tidak ingin mengimpor konflik Yaman ke Libanon," kata Nasrallah.

Mengenai sikap kelompok 14 Maret, Nasrallah menjelaskan, "Kami tidak setuju atas krisis Yaman, Suriah dan Libanon di depan mereka, tetapi bersabarlah dan jangan membuat perhitungan yang salah."

"Hindari perhitungan mirip dengan taruhan Anda bahwa rezim Suriah akan jatuh dalam waktu dua bulan.

"Pendekatan kritikal seperti ini disambut dengan baik, tetapi bukan pendekatan penghinaan. Masing-masing dari kita dapat mempertahankan sikap dan pendapat, sementara tetap menghormati batas-batas tertentu dan pembatasan moralitas, "kata Nasrallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar