Jumat, 15 Mei 2015

Suriah & Hizbullah Rebut Kota di Perbatasan Lebanon

Berita Militer Internasional-Tentara Suriah dengan dibantu kelompok militan Hizbullah berhasil merebut Kota Qalamoun dari tangan pejuang pemberontak.

Pemberontak Suriah berhasil diusir keluar dari Kota Qalamoun setelah terjadi pertempuran sengit di wilayah tersebut. Kota Qalamoun sendiri terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

“Kini, kami berada dalam jalur yang benar untuk mengalahkan pemberontak sekarang,” ujar salah seorang pejabat Militer Suriah yang enggan disebutkan identitasnya, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (14/5/2015).

Tentara Suriah dan Hizbullah bertekad akan membersihkan wilayah perbatasan Lebanon dari kelompok pemberontak yang selama ini menguasai wilayah tersebut.

Wilayah perbatasan Suriah-Lebanon merupakan salah satu wilayah yang strategis. Hal ini dikarenakan semenjak krisis melanda Suriah banyak warganya yang mengungsi ke wilayah Lebanon untuk menghindari konflik berkepanjangan.

Hizbullah sendiri merupakan sebuah kelompok beraliran Syiah dan memiliki kedekatan yang erat dengan Presiden Suriah Bashar al Assad. Konflik di Suriah hingga kini belum menunjukan tanda-tanda untuk berakhir.

Israel Tuding Mesir Beli Rudal S-300 Rusia

Berita Militer Internasional-Seorang pejabat intelijen senior Israel mengungkapkan bahwa Pemerintah Mesir telah sepakat untuk membeli sistem pertahanan udara mutakhir milik Rusia, yakni rudal S-300. Tudingan itu dilontarkan setelah pejabat intelijen itu membaca laporan dari salah satu media Rusia.

“Setelah saya membaca salah satu laporan media Rusia, saya yakin bahwa Pemerintah Mesir telah mencapai kesepakatan tertentu untuk membeli rudal S-300 Rusia,” ujar pejabat intelijen senior Israel yang tidak ingin disebutkan identitasnya, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (14/5/2015).

“Hingga kini saya masih tidak tahu tujuan Mesir membeli rudal S-300 Rusia. Saya juga tidak tahu ancaman seperti apa yang nantinya akan Mesir timbulkan. Namun, kami tidak melihat Mesir sebagai Musuh,” sambungnya.

Rudal S-300 memiliki jangkauan tembak hingga 200 kilometer. Sistem pertahanan udara mutakhir itu juga memiliki kemampuan melacak dan menyerang beberapa target secara bersamaan. Rudal S-300 milik Rusia merupakan salah satu senjata pertahanan udara paling ampuh di dunia.

Sebelumnya pada 6 Maret 2015, kantor berita Rusia, TASS melaporkan bahwa Pemerintah Mesir dikabarkan akan menerima sistem pertahanan udara Antey-2500, salah satu varian dari S-300. Hingga kini, Pemerintah Mesir belum mengonfirmasi laporan-laporan tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Iran dilaporkan telah lebih dahulu membeli rudal S-300 dari Rusia. Mengetahui hal tersebut, Pemerintah Israel khawatir kekuatan militer Iran akan semakin tak terbendung.

Momok Militer NATO Muncul di Depan 'Pintu' Rusia

Berita Militer Internasional-NATO meningkatkan "momok" kekuatan militer di depan "pintu" Rusia. Demikian laporan media Moskow, Russia Today, mengacu pada manuver militer udara dan laut tanpa henti di perbatasan Rusia timur.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, juga membenarkan bahwa latihan militer udara dan laut NATO di perbatasan Eropa timur tidak akan berhenti.“Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan ancaman baru terhadap aliansi (NATO),” katanya, dalam sebuah konferensi di Turki, Kamis kemarin.


”Kami terus membahas adaptasi dari aliansi dan kita harus selalu dapat memenuhi tanggung jawab kami dan itu adalah langkah untuk membela dan melindungi semua sekutu kami terhadap ancaman apapun,” lanjut Stoltenberg. ”NATO adalah aliansi militer terkuat di dunia dan kami akan terus NATO kuat.”

Saat ini, NATO berencana untuk menggandakan kekuatan di Eropa untuk merespons ancaman secara cepat. ”Fokus utama kami saat ini adalah implementasi dari keputusan yang kita sudah dibuat, dan itu adalah untuk melipatgandakan ukuran kekuatan respons NATO, untuk membangunkekuatan di ujung tombak dengan kesiapan baru,” ujar Stolenberg, yang dilansir semalam (14/5/2015).

Sekjen NATO juga mengatakan bahwa, unit komando NATO baru juga akan dibangun di Latvia, Lithuania, Estonia, Polandia, Bulgaria dan Rumania.

Menurut utusan Rusia untuk NATO, Aleksandr Grushko, selama tahun lalu jumlah pasukan NATO yang ditempatkan di perbatasan Rusia sudah dua kali lipat, yakni lebih dari 3 ribu personel. Rusia sendiri sudah berniat mengajak NATO untuk berdamai dan memperbarui hubungan yang sudah retak sejak krisis Ukraina pecah.

Yaman Ancam Tak Izinkan Kapal Bantuan Iran Merapat

Berita Militer Internasional-Pemerintah Yaman akhirnya merespon ancaman yang dilontarkan oleh pemerintah Iran. Dalam pernyataanya kemarin, Iran mengatakan, tidak ada satupun pihak yang boleh menyentuh kapal bantuan mereka. Jika itu dilakukan, maka pihak tersebut telah menabuh genderang perang.

“Setiap serangan terhadap kapal bantuan Bulan Sabit Merah Iran akan memicu perang di kawasan itu. Dan ‘api’ ini tidak dapat dikendalikan,” kata Kepala Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Massoud Jazzayeri kemarin. (Baca juga: Iran Ancam Perang Jika Kapal Bantuan ke Yaman Diserang).

Namun pihak Yaman, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (14/5/2015), tidak gentar dengan ancaman yang dilontarkan Iran. Yaman justru melemparkan ancaman balik. Negara tetangga Saudi itu mengatakan, mereka tidak akan mengizinkan kapal bantuan Iran itu, jika kapal tersebut enggan diperiksa dan diarahkan oleh Penjaga Pantai Yaman.

"Jika Iran tidak mengizinkan kapal kargo mereka untuk diperiksa dan dikawal militer kami, maka kami tidak akan bertanggung jawab atas segala kejadian yang menimpa kapal tersebut saat berusaha memasuki perairan Yaman," kata pemerintah Yaman dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Yaman sendiri menegaskan, mereka tidak pernah keberatan, dan akan selalu bila ada sebuah negara mengirimkan bantuan kepada mereka. Namun, negara tersebut, termasuk Iran, harus mematuhi prosedur yang ada untuk bisa mengirimkan bantuan atau untuk masuk ke wilayah Yaman.

Sementara itu, alasan Iran enggan dikawal, baik itu oleh pasukan koalisi, Amerika Serikat atau oleh pemerintah Yaman, karena mereka telah membawa pengawal sendiri. Petinggi militer Iran, Laksamana Hossein Azad mengatakan, kelompok Angkatan Laut ke-34 telah ditugaskan untuk mengawal kapal tersebut.

Iran Letuskan Tembakan Peringatan ke Kapal Singapura

Berita Militer Internasional-Korps Angkatan Laut Garda Revolusi Iran meletuskan tembakan peringatan terhadap kapal kargo berbendera Singapura di perairan internasional di kawasan Teluk. Tembakan itu membuat kapal tersebut lari ke perairan Uni Emirat Arab (UEA).

Informasi itu diungkap seorang pejabat Amerika Serikat (AS) kepada Reuters. Kapal kargo Alpine Eternity itu telah mengeluarkan sinyal radio untuk meminta bantuan Uni Emirat Arab setelah kapal-kapal Iran ikut meluncurkan tembakan peringatan.


”Ini adalah sejenis tantangan yang difokuskan pada sekutu (Teluk),” kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes, Jumat (15/5/2015).

Belum jelas apa alasan pasukan Angkatan Laut Iran mengeluarkan tembakan terhada kapal Singapura itu. Terlebih, kapal itu berlayar di perairan internasional.

Setelah menerima sinyal radio kapal Singapura, otoritas UEA langsung menyebarkan kapal penjaga pantai. Sementara itu, kantor berita WAM, melaporkan bahwa kapal berbendera Singapura itu diserang empat kapal Iran di perairan internasional di Teluk.

”Kapal mengirim sinyal darurat ke pasukan penjaga pantai UEA, yang menanggapi sinyal itu untuk membantu kapal (Singapura) berlabuh ke pelabuhan Jebel Ali,” tulis kantor berita tersebut. Situs marinetraffic.com juga melaporkan bahwa Kapal Alpine Eternity telah berhenti di sebuah pelabuhan di Bahrain.

AS Bersumpah Lindungi Sekutu Teluk dari Ancaman Iran

Berita Militer Internasional- Amerika Serikat (AS) bersumpah berada di samping dan melindungi negara-negara Teluk dari ancaman serangan eksternal, termasuk Iran. Hal itu dikemukakan Presiden AS, Barack Obama dalam pertemuannya dengan para pemimpin Teluk.

AS bahkan siap memberikan bantuan teknis untuk mengembangkan rudal balistik untuk pertahanan sekutu-sekutu Teluknya. Dalam pertemuan itu, Obama dan para pemimpin Teluk blak-blakan membahas sepak terjang Iran yang dianggap melakukan destabilisasi di wilayah Teluk.

Selain Iran, ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) juga turut dibahas. Pertemuan Obama dan para delegasi Teluk dari Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Oman, Bahrain dan Uni Emirat Arab berlangsung di Camp David, AS. Jumat (15/5/2015) waktu setempat.

”Saya sangat eksplisit bahwa AS akan berdiri dengan mitra Teluk kami terhadap serangan eksternal,” ucap Obama, seperti dikutip Reuters.

Negara-negara Teluk menekankan perlunya Iran untuk bersikap sesuai dengan prinsip-prinsip bertetangga baik, yang tidak campur tangan dengan urusan dalam negeri negara lain dan menghormati integritas teritorial.

Dalam sebuah pernyataan bersama AS dan Teluk, Obama setuju untuk memberikan dukungan untuk “kemerdekaan” politik dan integritas teritorial, serta keamanan dari agresi eksternal.

Rabu, 13 Mei 2015

Jenderal Iran: Perang Besar Berkobar Jika Kapal Bantuan Kemanusiaan Iran Diserang

Berita Militer Internasional-Wakil Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Massoud Jazayeri mengisyaratkan bahwa perang besar akan berkobar jika kapal Iran yang memuat bantuan kemanusiaan untuk korban perang Yaman mendapat serangan dari Amerika Serikat (AS) atau pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

“Serangan dalam bentuk apapun terhadap kapal pembawa bantuan kemanusiaan Iran dapat mengobarkan api di kawasan yang tak mungkin dapat dipadamkan dan dikendalikan oleh AS, Arab Saudi dan sekutunya,” ungkap Jazayeri dalam wawancara dengan TV Alalam, Selasa kemarin (12/5).


Dalam wawancara yang belum ditayangkan namun dikutip di laman Alalam itu dia menambahkan, “Bantuan kemanusiaan ini diharapkan sampai kepada rakyat Yaman. Ini merupakan batas minimal dari apa yang diharapkan. Di luar batas ini maka kami harus melakukan tindakan-tindakan lain yang pembicaraan tentangnya sebaiknya kami tangguhkan di masa mendatang.”

Dia juga menegaskan, “Perlu kami nyatakan secara tegas bahwa kesabaran Iran ada batasnya terhadap Saudi dan para pemimpin barunya, juga terhadap AS dan lain-lain. Mereka harus tahu bahwa berusaha mempersulit Republik Islam Iran dalam proses pengiriman bantuan untuk negara-negara regional berpotensi menyulut kobaran api yang pengendaliannya sudah pasti di luar kemampuan mereka.”

Jenderal Jazayeri mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Saudi di Yaman sama persis dengan kekejaman rezim Zionis Israel di Palestina. Karena itu dia menyerukan kepada masyarakat internasional supaya segera insaf dan bergerak membantu rakyat Yaman yang sedang menjadi korban pembasmian massal.

Belum lama ini Iran mengumumkan telah melayarkan kapal bantuan kemanusiaan ke Yaman. (Baca: Iran Ancam Putus Tangan Yang Coba Sentuh Kapal Bantuan Untuk Yaman )

Di pihak lain, sebagaimana dilaporkan AFP, Gedung Putih di hari yang sama mendesak Iran supaya memanfaatkan pusat distribusi bantuan PBB di Djibouti dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Sementara itu, kantor berita resmi Yaman, Saba, mengutip pernyataan seorang pejabat negara ini bahwa serangan udara Saudi dan sekutunya terhadap Sanaa Senin lalu (11/5)  telah membunuh 90 orang dan melukai 300 lainnya.

Reuters dari Sanaa menyebutkan bahwa jika jumlah ini benar maka ini merupakan yang terbesar dalam satu peristiwa sepanjang serangan udara Saudi dan sekutunya ke Yaman yang sudah memasuki minggu ketujuh sebelum akhirnya diumumkan gencatan senjata lima hari yang dimulai Selasa malam.