Kamis, 19 Februari 2015

Ribuan warga sipil melarikan diri karena konflik di Myanmar

 
Truk militer pembawa tentara melewati jalan kosong di Laukkai, ibukota Kokang.
BBC - Ribuan warga sipil terus melarikan diri dari daerah Kokang, Myanmar timur laut sementara terjadi perang sengit antara kelompok pemberontak minoritas etnis dan militer.

Keadaan darurat dinyatakan pada hari Selasa (17/02) setelah lebih 80 tentara dan pemberontak tewas dalam perang selama berhari-hari.


Kekerasan dipicu kembalinya pemimpin pemberontak kelompok etnis Kokang yang diasingkan sejak tahun 2009, lapor media pemerintah.

Badan kemanusiaan menghentikan operasi di kota Laukai.
Iring-iringan yang dipimpin Palang Merah Myanmar diserang kelompok bersenjata pada hari Selasa dan melukai dua pekerja bantuan.

"Kami masih tidak mengetahui secara pasti jumlah orang yang masih terjebak di daerah Laukai," kata anggota Palang Merah kepada kantor berita AFP.

"Tetapi kami telah mengungsikan sekitar 30 orang dari tempat itu pada hari Rabu."
Media pemerintah Cina melaporkan 30.000 etnis Kokang dari negara bagian Shan diyakini melintasi perbatasan ke Cina.

Pemerintah Cina mengatakan mereka telah meningkatkan penjagaan perbatasan dan mendesak diakhirinya perang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar