Okezone – Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dikabarkan mengkhianati Kelompok Houthi. Dia telah mengirim pesan untuk meminta jalan keluar yang aman untuknya dan keluarganya di Yaman, kepada koalisi Arab Saudi.
“Dalam pesan yang telah diterima salah seorang pejabat di koalisi Arab Saudi, Saleh melalui utusannya, meminta pihak koalisi Arab Saudi membuka jalan keluar yang aman dari Yaman,” ujar jurnalis Al Jazeera, Kamis (16/4/2015), Mohamed Vall, yang melaporkan langsung dari Kota Riyadh, Arab Saudi.
“Dalam pesannya, Saleh benar-benar mengatakan kepada koalisi Arab Saudi bahwa ia tidak memiliki hubungan apapun dengan Kelompok Houthi, dan bukan bagian dari perang di Yaman,” lanjutnya.
Vall menambahkan, tentu saja pesan itu bertentangan dengan pernyataan awal Saleh. Ketika itu, ia turut mengirim putranya, Ahmed Ali Saleh, untuk membantu Kelompok Houthi, pasukan yang setia terhadapnya.
Saleh yang dipaksa mundur pada 2012 setelah gelombang protes terhadap pemerintahannya, menyatakan mendukung Kelompok Houthi untuk memerangi pasukan loyalis Presiden Hadi dan menggulingkan pemerintahannya.
Seperti diberitakan, Dewan Keamanan (DK) PBB telah memutuskan resolusi PBB untuk Yaman. Resolusi itu akan memberlakukan embargo senjata kepada Kelompok Houthi.
Selain itu, Resolusi itu juga akan memberikan larangan berpergian dan pembekuan aset pada putra mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, Ahmad Saleh, dan Pemimpin Kelompok Houthi, Abdulmalik al Houthi. Kelompok Houthi mengutuk keras tindakan PBB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar