VIVA - Pemungutan suara di parlemen Pakistan mengindikasikan, bahwa negara itu tidak akan bergabung dalam operasi militer, yang digelar oleh koalisi negara-negara Arab Teluk yang dipimpin Arab Saudi.
Dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 10 April 2015, parlemen Pakistan memutuskan dengan suara bulat, meloloskan sebuah resolusi yang menegaskan netralitas negara itu dalam konflik di Yaman.
Sesi gabungan parlemen telah memperdebatkan isu di Yaman selama sepekan terakhir, sebelum akhirnya meloloskan resolusi yang diusulkan oleh Menteri Keuangan Ishaq Dar, pada Jumat siang.
Resolusi itu menyatakan keinginan, bahwa Pakistan harus mempertahankan netralitas, walau menegaskan kembali dukungan besar Pakistan bagi Kerajaan Arab Saudi.
Para anggota parlemen setuju Pakistan harus baru membahu dengan Saudi, dalam kasus terjadinya pelanggaran terhadap integritas teritorial negara itu, atau ancaman terhadap Makkah dan Madinah.
Hasil pemungutan suara, Jumat, terjadi setelah kunjungan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif ke Islamabad, serta pertemuan PM Pakistan Nawaz Sharif dengan pemimpin Turki.
Para pemimpin Pakistan juga telah bertemu dengan pejabat Saudi di Riyadh, selama dua pekan terakhir, sementara pemimpin militer Pakistan berdiskusi dengan Iran dan Mesir.
Pakistan bersama dengan Turki, menempatkan diri sebagai mediator perdamaian dalam konflik di Yaman, menyerukan agar PBB dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengambil peran aktif, dalam dialog untuk mengakhiri konflik.
Arab Saudi telah memulai serangan udara di Yaman sejak 25 Maret, menyasar kelompok pemberontak Houthi yang berhasil mendesak keluar Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi dari ibukota Sanaa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar