Sindo - Arab Saudi menegaskan tidak mau dan tidak sedang berperang dengan Iran dalam konflik Yaman. Kendati demikian, Saudi mengaku gemas dengan Iran yang mereka anggap terus mendukung kelompok pemberontakHouthi di Yaman.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Saud Al Faisal dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius di Riyadh, hari Minggu. Faisal kembali mendesak Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap milisi Houthi di Yaman.
Menurut Faisal, agresi militer di Yaman oleh 10 negara Koalisi Teluk yang dipimpin Saudi sejak 26 Maret 2015 semata-mata untuk memenuhi permintaan Presiden Yaman yang sah, yakni Abed Rabbo Mansour Hadi. “Peran Iran di Yaman membuat gemas, dan telah menyebabkan peningkatan kekerasan di negara itu,” kata Faisal.
”Bagaimana Iran bisa meminta kami untuk menghentikan pertempuran di Yaman. Kami datang ke Yaman untuk membantu otoritas yang sah, dan Iran tidak bertanggung jawab atas Yaman,” katanya lagi, seperti dikutip Arab News, Senin (13/4/2015).
Sementara itu, Menlu Laurent Fabius, secara resmi menyampaikan dukungan agresi militer Koalisi Teluk terhadap Houthi di Yaman, yang diberi nama “Operation Decisive Storm” itu.
”Mengenai Yaman, kami di sini untuk menunjukkan dukungan kami, terutama dukungan politik untuk Pemerintah Saudi,” kata Fabius kepada wartawan, sebelum melakukan pertemuan dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan unit tentara loyalis mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, telah berupaya mengkudeta pemerintah Presiden Mansour Hadi. Sampai saat ini milisi Houthi dan pasukan loyalis Salah terus berperang dengan pasukan loyalis Presiden Hadi yang dibantu Koalisi Teluk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar